3 Desember 2014

Antara Bangun Tidur & Poligami

Para pembaca sekalian –baarakallahu fiikum- Muhammad bin Abdillah -shallallahu 'alaihi wasallam- adalah seorang nabi yang layak dicontoh amalan-amalanya. Karena disetiap amalan yang beliau lakukan akan membawa suatu berkah dan kebahagian. Allah –subhanahu wata'ala- berfirman :
وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
"..dan taatlah kepada rasul, supaya kamu diberi rahmat” [QS. anNur: 56]

Diantara kebiasaan nabi –shallallahu ‘alai wasallam- ketika beliau bangun dari tidur adalah berdo’a. Dan do’a yang beliau baca saat bangun dari tidur sebagaimana yang dikisahkan oleh sahabat beliau Hudzaifah  ibnul yaman –radhiyallahu 'anhu- yaitu :
الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُور
Segala pujian hanya milik Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepadanyalah kami dibangkitkan[HR. Bukhari 8/69]

Yang dimaksud dengan mematikan kami adalah tidur, adapun maksud dibangkitkan adalah dihidupkan untuk dibangkitkan pada hari kiamat. Nabi –shallallahu 'alaihi wasallam- menegaskan berulangnya bangun setelah tertidur guna menetapkan adanya hari kebangkitan setelah kematian, karena tidur itu seperti mati [Syarh an Nawawiy 'ala shohih Muslim: 17/35]


Sedangkan makna berdzikir kepada Allah di waktu pagi (ketika bangun tidur) adalah supaya amalan pembuka di pagi hari adalah dzikrullah. Demikian pula berdzikir kepada Allah ketika hendak tidur, agar amalan penutup (di malam hari) adalah dzikir kepada Allah. Sehingga malaikat pencatat  akan menuliskan amal shalih di awal catatan amalnya dan menutup catatan amal tadi juga dengan amal shalih. Sehingga diharapkan baginya ampunan dari Allah pada sela waktu diantara keduannya [Syarh shahih al Bukhariy oleh Ibnu Baththal: 10/91]

Demikianlah kehidupan seorang muslim yang dipenuhi dengan amal shalih sebagai bekal di kehidupan kedua di akhirat kelak. Setiap amalan seorang muslim senantiasa bernilai ibadah, walau dalam aktifitas beristirahat, seperti tidur, terlebih lagi aktifitas bekerja atau bergerak.
Dan diantara faidah dari hadits ini adalah bahwa salah satu dari nikmat Allah –subhanahu wata’ala- yaitu Allah menampakkan kepada kita tentang apa yang  diamalkan Rasulullah –shallallahu 'alaihi wasallam- atau sunnah beliau pada malam hari ketika beliau baru bangun dari tidur melalui keterangan istri-istri beliau. Inilah salah satu hikmah mengapa rasulullah berpoligami, faidahnya bahwa setiap istri beliau melihat sunnah amalan keseharian rasulullah –shallallahu 'alaihi wasallam- yang tidak dilihat oleh istri yang lainnya. Dimana beliau meninggal dengan meninggalkan 9 istri. [Lihat kitab syarh Riyadhusshalihin oleh Syeikh Utsaimin: 4/340]

Maksudnya amalan Rasulullah –shallallahu 'alaihi wasallam- tidak semuanya nampak dihadapan setiap orang. Bahkan ada diantara sunnah nabi yang hanya disaksikan oleh keluarga dan istri-istri beliau, atau bahkan hanya dilihat oleh istri yang satu dan tidak dilihat atau didengar oleh istri yang lainnya. Inilah hubungan antara bangun tidur dan poligami, indah bukan ? Subhanallah…..sebuah hikmah yang terpendam, dan akhirnya terungkap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar