Para pembaca sekalian –baarakallahu
fiikum- Muhammad bin Abdillah -shallallahu 'alaihi wasallam- adalah seorang nabi yang layak dicontoh amalan-amalanya. Karena
disetiap amalan yang beliau lakukan akan membawa suatu berkah dan kebahagian.
Allah –subhanahu wata'ala- berfirman :
وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
"..dan
taatlah kepada rasul, supaya kamu diberi rahmat” [QS. anNur: 56]
Diantara kebiasaan nabi
–shallallahu ‘alai wasallam- ketika beliau bangun dari tidur adalah berdo’a.
Dan do’a yang beliau baca saat bangun dari tidur sebagaimana yang dikisahkan
oleh sahabat beliau Hudzaifah ibnul
yaman –radhiyallahu 'anhu- yaitu :
الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُور
“Segala pujian hanya
milik Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami,
dan kepadanyalah kami dibangkitkan” [HR. Bukhari 8/69]
Yang dimaksud dengan
mematikan kami adalah tidur, adapun maksud dibangkitkan adalah dihidupkan untuk
dibangkitkan pada hari kiamat. Nabi –shallallahu 'alaihi wasallam- menegaskan berulangnya bangun setelah tertidur guna menetapkan adanya hari kebangkitan
setelah kematian, karena tidur itu seperti mati [Syarh an Nawawiy 'ala
shohih Muslim: 17/35]
Sedangkan makna berdzikir kepada
Allah di waktu pagi (ketika bangun tidur) adalah supaya amalan pembuka di pagi
hari adalah dzikrullah. Demikian pula berdzikir kepada Allah ketika hendak
tidur, agar amalan penutup (di malam hari) adalah dzikir kepada Allah. Sehingga malaikat
pencatat akan menuliskan amal shalih di
awal catatan amalnya dan menutup catatan amal tadi juga dengan amal shalih. Sehingga diharapkan
baginya ampunan dari Allah pada sela waktu diantara keduannya [Syarh shahih
al Bukhariy oleh Ibnu Baththal: 10/91]
Demikianlah kehidupan
seorang muslim yang dipenuhi dengan amal shalih sebagai bekal di kehidupan
kedua di akhirat kelak. Setiap amalan seorang muslim senantiasa bernilai
ibadah, walau dalam aktifitas beristirahat, seperti tidur, terlebih lagi
aktifitas bekerja atau bergerak.
Dan diantara faidah dari
hadits ini adalah bahwa salah satu dari nikmat Allah –subhanahu wata’ala- yaitu
Allah menampakkan kepada kita tentang apa yang
diamalkan Rasulullah –shallallahu 'alaihi wasallam- atau sunnah
beliau pada malam hari ketika beliau baru bangun dari tidur melalui keterangan
istri-istri beliau. Inilah salah satu hikmah mengapa rasulullah berpoligami,
faidahnya bahwa setiap istri beliau melihat sunnah amalan keseharian rasulullah
–shallallahu 'alaihi wasallam- yang tidak dilihat oleh istri yang
lainnya. Dimana beliau meninggal dengan meninggalkan 9 istri. [Lihat kitab
syarh Riyadhusshalihin oleh Syeikh Utsaimin: 4/340]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar