Roda kehidupan terus berjalan bagaikan air yang mengalir, tanpa penghalang. Perjalanan kehidupan ini dari zaman ke zaman terus mengalami perubahan. Era tahun 70-an berbeda dengan era tahun 80-an dan seterusnya.
Jika
kita meneropong sebuah sudut kehidupan anak cucu Adam, khususnya kehidupan
wanita dari zaman ke zaman, maka kita akan menemukan perubahan drastis sehingga
muncullah istilah baru “Lain dulu, lain sekarang”.
Dahulu
wanita malu berkeliaran di luar rumah, dan berusaha menjaga kesucian dan
kehormatan dirinya, karena mengikuti firman Allah,
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلاَ تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الأُولَى [الأحزاب : 33]
“Dan hendaklah kalian (kaum wanita) tetap di
rumahmu dan janganlah kalian ber-tabarruj (berhias) dan bertingkah laku seperti
orang-orang Jahiliyah yang dahulu” (QS. Al-Ahdzab: 33)
Kini
mayoritas kaum muslimah berkeliaran di jalan-jalan, kantor-kantor, pompa-pompa
bensin, mall-mall dengan berbagai macam tabarruj (solekan dan gaya) ala jahiliah, mulai dari
pakaian sempit, transparan, pendek lagi seksi, lalu dipoles dengan berbagai merek
make up buatan dalam negeri ataupun buatan mancanegara. Berjalan dengan selop
tinggi, dan bau parfum yang merangsang birahi hewani kaum lelaki. Mereka bangga dengan penampilan tak senonoh
itu, tanpa merasa bersalah. Padahal ia telah keluar dengan solekan ala jahiliah
yang telah menguburkan rasa malunya.
Problema
wanita semacam ini merupakan ujian terberat bagi kaum lelaki, apalagi di zaman
sekarang yang jauh dari ilmu syar’i. Banyak kaum lelaki yang tergelincir karena
tergoda oleh kaum wanita yang berseliweran dan berkeliaran di hadapannya.
Inilah
yang pernah disinyalir oleh Nabi -Shallallahu
alaihi wa sallam-
dalam sabdanya,
مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنْ النِّسَاءِ
“Aku tidak meninggalkan fitnah (masalah) yang lebih
besar atas kaum lelaki setelahku dibandingkan wanita”. [HR. Al-Bukhoriy dalam An-Nikah (no. 5096), dan Muslim dalam Adz-Dzikr
wa Ad-Du’a’ (no.
7880 & 6881)]
Godaan
dan ujian wanita bukanlah perkara remeh. Umat-umat terdahulu banyak yang
menyimpang dan durhaka karena masalah wanita. Bagaimana tidak, sebab sebagian
manusia ada yang harus melakukan kezhaliman, perang, sogok-menyogok, korupsi,
mencuri, mencari uang dengan cara batil, membunuh, dan berbagai macam cara.
Semua itu mereka lakukan demi memuaskan wanita yang ia cintai.
Rasulullah
-Sholllallahu alaihi wa sallam- bersabda,
فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِي إِسْرَائِيلَ كَانَتْ فِي النِّسَاءِ
” Waspadailah dunia, dan waspadailah wanita, sebab
awal fitnah (masalah) di kalangan Bani Isra’il adalah pada wanita”. [HR. Muslim dalam Adz-Dzikr
wa Ad-Du’a’ (no.6883)]
Jika kita melayangkan pandangan kepada realita para di zaman
sekarang, sungguh membuat hati teriris pilu saat melihatnya. Perzinaan semakin
merebak, kejahatan seksual yang kian menemukan kebebasannya. Dimana-mana
terdengar rintihan wanita muda, nenek-nenek malang, bahkan anak-anak ingusan
karena diperkosa.
Semua
itu terjadi karena fitnah (godaan) yang timbul dari penampilan dan solekan
wanita itu sendiri. Mereka pamer aurat di televisi dan di media cetak. Mereka
berpose di depan kamera dengan menggunakan pakaian yang sangat tipis lagi
ketat, bahkan nyaris telanjang. Mereka memamerkan dada dan paha serta
memperlihatkan sesuatu yang seharusnya disembunyikan. Kini malu itu telah
terkubur!!!
Permasalahannya
tak berhenti hanya disitu saja. Kini para wanita-wanita muslimah yang tipis
iman mengikuti gaya dan solekan para artis yang tampil di layar kaca. Sehingga
kerusakan bukan hanya terbatas pada layar kaca saja, bahkan menular di alam
nyata.
Dengan
perbuatannya itu, mereka telah mengobarkan nyala api fitnah dan menggelorakan syahwat dalam hati para
lelaki yang melihatnya. Sehingga laki-laki yang terangsang melampiaskan hawa
nafsunya kepada orang-orang yang berada di sekitarnya. Para wanita pesolek
inilah yang pernah diancam oleh Rasulullah -shallallahu
‘alaihi wa sallam-
dalam sabdanya,
صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلَاتٌ مَائِلَاتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لَا يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا
“Ada dua golongan penghuni neraka yang belum pernah
saya lihat: (1) kaum yang membawa cemeti bagai ekorsapi yang digunakan memukul
manusia, dan (2) wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang,
berlenggak-lenggok. Kepala mereka (wanita-wanita tersebut) laksana punuk onta
yang miring. Para wanita ini tak akan masuk surga, dan tak akan mendapatkan bau
surga, sedang baunya bisa didapatkan dari perjalanan demikian dan demikian”. [HR. Muslim dalam Shohih-nya (no. 5547
& 7123)]
Rasulullah
-Shalallahu ‘alaihi wassalam- bersabda
سَيَكُونُ فِي آخِرِ أُمَّتِي نِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ ، عَلَى رُؤُوسِهِنَّ كَأَسْنِمَةِ البَخْتِ ، اِلْعَنُوهُنَّ فَإنَّهُنَّ مَلْعُونَاتٌ
“Akan ada pada akhir umatku nanti wanita-wanita
yang berpakaian tapi telanjang, kepala mereka bagaikan punuk unta, laknatlah
mereka karena mereka adalah wanita-wanita yang pantas dilaknat”. [HR.
Ath-Thobroniy dalam Al-Mu’jam Ash-Shoghier (hal. 232). Hadits ini di-shohih-kan oleh
Syaikh Al-Albaniy dalam Ats-Tsamr Al-Mustathob(1/317)]
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albaniy -rahimahullah- berkata, Wanita
ini berpakaian, sedang hakikatnya ia telanjang, misalnya, ia mengenakan pakaian
yang transparan yang menggambarkan warna kulitnya, atau mengenakan pakaian
ketat melukiskan lekuk-lekuk badannya (seperti, pinggulnya, lengannya, dan
sejenis itu). Pakaian wanita (yang benar) adalah pakaian yang menutupi dirinya.
Lantaran itu, ia (wanita) tidak menampakkan tubuh, dan bentuk anggota badannya,
karena pakaiannya tebal lagi luas”. [Lihat Jilbab
Al-Mar’ah Al-Muslimah(hal. 151), cet. Al-Maktabah Al-Islamiyyah, 1413 H]
Sebagian
wanita tak mengerti bahwa seluruh tubuhnya adalah aurat yang harus ditutupi
dengan pakaian dan jilbab yang besar lagi luas dan tebal. Mereka menyangka
bahwa aurat wanita hanya sebatas dari bahu sampai kepada kemaluan, sehingga
mereka tanpa malu ada yang menampakkan rambutnya, kaki, betis, atau pahanya.
Jelas ini sebuah kesalahpahaman yang harus diluruskan bahwa aurat wanita adalah
semua jasad wanita!!!
Allah
-Ta’ala- berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلاَبِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلاَ يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا [الأحزاب : 59]
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu,
anak-anak perempuanmu dan wanita-wanita orang mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang
demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, sehingga mereka tidak
diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-Ahzaab : 59)
Para
pembaca yang budiman, di zaman kini, kecantikan wanita sudah menjadi sebuah “bahan komoditi” yang laris. Lomba betis indah, bibir seksi, cewek
gaul dan keren atau lomba-lomba lainnya yang memamerkan tubuh mereka, justru
semakin menjadi-jadi! Para wanita yang menampakkan dada dan paha-paha mereka,
dijadikan sebagai alat pelaris dagangan oleh para hidung belang di dunia periklanan
dan perniagaan!! Para muslimah kini tak malu lagi memamerkan auratnya di
jalan-jalan, tempat perbelanjaan, tepi pantai dan tempat-tempat umum lainnya!!!
Sehingga nyaris tak ada sebuah sudut di perkotaan dan pedesaan, kecuali mata
akan tertuju kepada solekan wanita ala jahiliah.
Anehnya, masyarakat
justru sengaja menutup mata dari akhlak yang keji ini dan tidak merasa risih
dan terusik ketika melihat pemandangan yang rusak ini. Mereka tenang-tenang saja bahkan
merestuinya, tanpa mempedulikan bahaya dan kerusakan yang timbul karenanya.
Sikap seperti ini, akan menyeret mereka ke dalam lembah kebinasaan, karena
tidak mengingkari kemungkaran yang ada di tengah-tengah mereka. Allah -Subhana Wa Ta’ala- berfirman,
لُعِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى لِسَانِ دَاوُودَ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ (78) كَانُوا لاَ يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُنْكَرٍ فَعَلُوهُ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ (79) [المائدة : 78 ، 79]
“Telah dila’nati orang-orang kafir dari Bani
Israil melalui lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu,disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama
lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.” (QS. Al-Maidah: 78-79)
Rasulullah
-Sholllallahu alaihi wa sallam- bersabda,
إنَّ النَّاسَ إذَا رَأَوْا المُنْكَرَ فَلَمْ يُغَيِّرُوهُ أوْشَكَ أنْ يَعُمَّهُمُ اللهُ بِعَذَابٍ
“Sesungguhnya manusia bila melihat kemungkaran dan
tidak merubahnya, dikhawatirkan Allah akan menimpakan mereka adzab”. [HR. Ibnu Majah
dalam Sunan-nya
(no. 4076). Hadits ini di-shohih-kan oleh Syaikh
Al-Albaniy dalam Takhrij Al-Misykah (no. 5142)]
Nabi -Shallallahu
‘alaihi wa sallam-
bersabda,
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَتَأْمُرُنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلَتَنْهَوُنَّ عَنْ الْمُنْكَرِ أَوْ لَيُوشِكَنَّ اللَّهُ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَابًا مِنْهُ ثُمَّ تَدْعُونَهُ فَلَا يُسْتَجَابُ لَكُمْ
“Demi Zat yang jiwaku ada di Tangan-Nya, sungguh
kalian semua memerintahkan kebaikan dan
melarang dari kemungkaran atau kalau tidak, maka hampir-hampir saja Allah akan
menurunkan siksa kepada kalian semua. Kemudian kalian semua berdoa kepada-Nya,
tetapi tidak akan dikabulkan untukmu semua doa itu.” [HR. At-Tirmidziy dalam Sunan-nya (no. 2169).
Di-hasan-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Takhrij
Hidayah Ar-Ruwah(no.
5068)]
Apabila
perbuatan para wanita itu disebut dengan “kemajuan
zaman” yang semakin
moderen ini, makinuntungkah wanita jika ia di konteskan atau di perlombakan?!!
Untungkah wanita jika kecantikannya di komersilkan dan diperdagangkan?!! Apakah
dengan memamerkan dan memperdagangkan kecantikannya akan mengangkat harkat dan
martabatnya?!! Lalu siapakah sesungguhnya yang memperoleh keuntungan dari
acara-acara tersebut?!! Ketahuilah bahwa tak ada kemuliaan yang kembali kepada
diri wanita tersebut, kecuali keuntungan duniawi yang semu. Sedang akhiratnya
korban demi mengejar reputasi hina itu!!
Pembaca
yang mulia, jika kita menganalisa keadaan masyarakat muslim saat ini, maka kita
akan mendapati kebanyakan diantara mereka, tenggelam dalam kegelapan nafsu dan
kelalaian, berenang ke dalam samudera kesenangan yang haram ini. Mereka tidak
peduli dengan perintah dan larangan, bahkan menganggap lucu ayat-ayat Allah -Azza wa Jalla-
ketika dibacakan kepada mereka. Mereka membiarkan anak dan istrinya membuka
auratnya di depan umum. Jika kemungkaran pamer
aurat diingkari oleh
seseorang, maka ia berusaha membela kemungkaran itu dengan berbagai macam
dalih!!
Kondisi
ini diperparah dengan lengkapnya segala fasilitas dan kenikmatan dunia yang
menopang GERAKAN PAMER AURAT. Olehnya, muncullah berbagai model pakaian
bagi para wanita, mulai dari rok mini, pakaian transparan, celana ketat lagi
pendek, baju sempit ala you can see, sampai kepada pakaian-pakaian yang
menghilangkan sifat malu mereka.
Allah
Yang Maha Perkasa telah mengingatkan kita tentang awal dan sebab kehancuran
ini,
وَإِذَا أَرَدْنَا أَنْ نُهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُوا فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيرًا [الإسراء : 16]
“Dan jika kami hendak membinasakan suatu
negeri, maka kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri
itu, lalu mereka pun melakukan kedurhakaan dalam negeri itu. Maka sudah
sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami). Lantaran itu, Kami
hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.” (QS.
Al-Isra’: 16)
Sebagian
ulama tafsir menjelaskan bahwa mereka diperintahkan oleh Allah untuk berbuat
taat, tapi malah mereka melakukan perbuatan keji (yakni, zina dan
sarana-sarananya), dan dosa. Karena itu, mereka berhak mendapatkan siksaan dan
hukuman di dunia. [Lihat Tafsir Ibnu Katsir (5/61)]
Terakhir,
kami wasiatkan kepada seluruh orang tua, pengasuh, dan wali yang menjaga para
wanita agar selalu memperhatikan anak-anak wanita kita dari pintu kehancuran,
khususnya pelanggaran yang berkaitan dengan pakaian dan cara bersolek mereka.
Arahkanlah mereka kepada bimbingan Islam dan petunjuk Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-. Janganlah membiarkan mereka bersolek dan
berhias ala jahiliah, dan perintahkanlah mereka berjilbab di depan lelaki asing
(bukan mahram) atau saat keluar rumah, karena suatu hajat yang penting.
Penulis | Al-Ustadz Abu
Dawud Al-Atsariy | hafizhahullah
Pengajar Ponpes Al-Ihsan | Gowa Sulawesi Selatan
Pengajar Ponpes Al-Ihsan | Gowa Sulawesi Selatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar