7 Oktober 2014

Adab Makan Yang Terlupa

Sudah menjadi keharusan seorang muslim manakala Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam- memerintahkan sesuatu perkara atau melarang suatu perkara untuk bersikap sami’na wa atha’na (mendengar dan mematuhi). Lebih dari itu ia akan memaksa dirinya agar bisa mencontoh segala apa yang menjadi perilaku Rasulullah r apalagi itu merupakan perkara yang wajib dijalankan larangan yang harus ditinggalkan.

Ia selalu ingat firman Allah -subhanahu wata'ala- :

وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
"Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya" (QS. al Hasyr : 7)

Dan juga firman Allah -subhanahu wata'ala- :
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
 “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.(QS. al Ahzab : 21)
Dan salah satu teladan yang baik pada diri Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- adalah adab beliau ketika makan.
Adapun adab-adab makan yang seringkali dilupakan umat islam adalah sebagai berikut:
1. Berkumpul menhadapi makanan secara berjama’ah adalh suatu yang dianjurkan bagi kaum muslim disamping akan mendapatkan keutamaan berdasarkan hadits berikut “Berjamaalah dalam menyantap hidanganmu dan sebut nama Allah -subhanahu wata'ala- padanya niscaya akan mengandung berkah bagimu” Hadits ini dikabarkan dikabarkan oleh Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- berkenaan dengan seseorang yang dating kepadanya dan berkata “wahai Rasulullah, kami ini setiap makan tidak pernah kenyang” maka Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- berkata “pasti kamu makan sendiri-sendiri” dia menjawab benar ya Rasululallah “ Rasulullah bersabda “berjamaalah dalam menyantap makananmu” Hadits diatas memerintahkan kepada kita agar setiap kali makan berkumpul melingkar pada satu nampan makanan dan tidak makan sendiri-sendiri itu disamping membuat orang yang makan sendiri-sendiri tidak akan kenyang juga tidak akan mendapatkan berkah kecukupan kareba kecukupan itu akan diperoleh dengan makan bersama, meskipun jumlah peserta hidangan bertamabah, sebagaimana sabda Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- “Makanlah berjamaah dan jangan bercerai berai, sesungguhnya makanan yang satu itu cukup untuk dua orang” dan dihadits lain Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam-bersabda “sesungguhnya makanan satu orang itu cukup untuk dua orang, dua orang cukup untuk tiga atau empat orang dan makan empat orang cukup untuk lima orang atau enam orang” Disamping akan memberikan kecukupan, makan berjamaah adalah cara makan yang dicintai oleh Allah U sebagaimana yang disebutkan dalam hadits yang derajatnya hasan bahwa Rasulullah r bersabda “Makanan yang dicintai oleh adalah makanan yang diatasnya banyak tangan-tangan (banyak yang memakannya)

2. makan dengan menggunakan sahfah  / qash’ah (nampan) dan diatas hamparan. Qash’ah adalah piring besar untuk makan sepuluh orang sedangkan safhah adalah piring besar untuk makan lima orang (syama’il muhammadiyah bab cara makan Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam-). Adapun sukurrajah adalah piring kecil yang biasa dipakai untuk memberi makan anak kecil (fathul bary 9/532) makan jama’ah diatas hamparan dengan menggunakan safhah adalah salah satu sunnah nabi -shallallahu 'alaihi wasallam- yang harus diikuti, sedangkakn makan diatas meja dengan menggunakan sukurrajah (piring adalah cara makan yang harus dihindari. Anas bin Malik berkata “Nabi -shallallahu 'alaihi wasallam- tidaklah makan diatas meja dan tidak pula menggunakan sukurrajah (diriwayatkan oleh tirmidi dalam syamail shahih bukhari No. 5386 dalam kitab fathul 9/532)

3. Mengambil suapan yang jatuh.Nabi -shallallahu 'alaihi wasallam- bersabda “Apabila salah seorang kamu makan kemudian suapannya jatuh dari tangannya, hendaklah ia membersihkan apa yang kotor darinya lalu memakannya dan janganlah ia membiarkannya dimakan syaithan”

4. Menjilat makanan dan safhah. Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- bersabda “dan janganlah ia mengusap tangannya dengan serbet hendaklah ia menjilat tangannya karena seseorang tidak tahu pada makanannya mana yang mengandung berkah untuknya, sesungguhnya syaitan itu mengintai untuk merampas harta manusia dari segala penjuru hingga ditempat makannya dan janganlah ia mengangkat sahfahnya hingga menjilatinya dengan tangan, karena sesungguhnya pada akhir makanan itu mengandung berkah” Hadits ini memerintahkan kepada kita agar selalu menjilati tangan dan juga memerintahkan kita untuk menjilati sahfah yaitu menjilati sisa-sisa makanan dengan menggunakan jari-jari tangan dan bukan menjilati safhahnya.

5. Mengusap makanan dengan mindil. Mindil adalah kain yang digunakan untuk mengusap tangan tatkala selesai makan kain yang dipakai untuk mengusap badan setelah mandi (Fathul bari 5/577). Nabi -shallallahu 'alaihi wasallam- bersabda “janganlah mengusap tangannya dengan mindil hingga ia menjilati tangannya”

6. Berkumur-kumur setelah makan. Ali bin Abdullah telah menceritakan kepada kami aku telah mendengan yahya bin sa’id dari basyir bin yasar dari suwaid bin nu’man berkata “kami keluar bersama Rasulullah ke khaibar tatkala kami sampai di shahba, Nabi -shallallahu 'alaihi wasallam- mengundang makan, dan tidak dihidangkan makanan kecuali gandum, maka kami makan bersama. Kemudian beliau untuk menjalankan shalat maka beliau berkumur-kumur dan kamipun berkumur-kumur” (HR. Bukhari). Hadits ini memberikan pelajaran kepada kita bahwa setiap selesai makan hendaklah berkumur-kumur karena berkumur-kumur itu bisa membersihkan sisa-sisa makanan yang masih melekat pada mulut, hingga mulut selalu sehat dan bersih.

7. Peringatan Syekh Muhammad Nashruddin Al-Albany terhadap umat islam yang meninggalkan adab makan islam, beliau berkata (mengomentari Hadits No.1404 didalam silsilah hadits shahihah) “dan termasuk hal yang disayangkan dan secara khusus mereka yang selalu meniru adat orang-orang barat dan taklid terhadap buday eropa yang telah membuat syaitan dan tipu dayanya berhasil mengambil harta-harta mereka dengan susah payah bahkan dengan kerelaan mereka sendiri dan hal itu tidaklah terjadi kecuali karena kebodohan mereka karena sunnah atau mereka meremehkannya. Bagaimana tidak ? bukankah kamu melihat mereka  bercerai berai pada makanan mereka diatas meja makan, yakni setiap orang dari mereka makan sendiri-sendiri pada piring khusus bukan karena terpaksa dan tidak mau bergabung dengan teman sebelahnya melanggar hadits “berjama’alah kamu dalam menyantap makananmu” demikian pula suapan dari salah seorang dari mereka jatuh, dia tidakmau mengambil untuk menghilangkan kotoran darinya kemudian memakannya karena ada sebagian orang yang dianggap alim dan ahli filsafat yang melarang mereka berbuat demikian dengan sangkaan makanan itu telah bercampur dengan penyakit meskipun mereka menyelisihi hadits “kemudian hendaklah ia buang yang meragukannya dan hendaklah memakannya janganlah meninggalkan itu untuk syaitan. Kemudian mereka tidak mau menjilati tangan-tangan mereka, bahkan kebanyakan mereka menyangka yang demikian itu akan mengurangi makan dan etika makan. Untuk itu mereka menyediakan serbet atau tissue diata smeja mereka maka hampir tidak pernah salah seorang dari mereka mendapati sesuatupun dari bau dijari-jarinya bahkan dikedua bibirnya kecuali dengan mengusapnya dengan tissue itu. Adapun menjilat sahfah yakni menjilati sisa-sisa makanan padanya dengan jari-jari tangan, maka mereka menyangka cara-cara seperti itu hina, bahkan menganggap bathil dan rakus terhadap pelakunya. Tidaklah mengherankan kalau hal itu terjadi pada orang-orang yang belum mengetahui hal-hal diatas, tetapi lebih mengherankan dan disayangkan orang-orang yang telah mengetahuinya tapi mereka meremehkannya. Kemudian kamu menjumpai mereka semuanya mengadu tentang hilangnya berkah dan gaji pada rizki mereka walaupun gaji mereka bertambah banyak. Sesungguhnya mereka tidak mengetahui bahwa sebab hilangnya berkah itu berpaling dari mengikuti sunnah nabi dan karena taklid terhadap aturan-aturan dari musuh-musuh dari segala aspek kehidupan.”

Oleh karena itu, sunnah nabi itu pasti membawa manfaat wahai ummat islam…..!!! Allah -subhanahu wata'ala- berfirman “Wahai oaring–orang yang beriman sambutlah Allah dan Rasul-Nya, apabila dia menyeru kalian sebab Dia (Allah -subhanahu wata'ala-)menghidupkan kalian dan ketahuilah bahwa Allah yang memalingkan seseorang dari hatinya dan kepada-Nyalah akan dikumpulkan “ (Al-Anfal : 24)
Saya berdo’a semoga Allah -subhanahu wata'ala- memberikan taufik-Nya kepada kita untuk senantiasa berpegang teguh terhadap Al-Qur’an dan sunnah Rasul-Nya r sampai hari kiamat. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar